Tab info

IP free counters

Klik iklan di e-mail kita dapet $!

DonkeyMails.com: No Minimum Payout Rekomendasi Handal untuk Panduan Bisnis Internet

28 Agustus 2009

Alquran menurut Pandangan Intelektual Barat

Sumber: Nurfajri Budi Nugroho - Okezone
"Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa"
(QS Al-Baqarah (2):2)
Alquran adalah sumber pengetahuan dan pelajaran bagi umat Islam. Kitab suci ini merupakan mukjizat yang diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW untuk membimbing umat manusia.
Lantas, bagaimana pandangan para intelektual Barat mengenai kitab suci yang diturunkan di bulan Ramadan ini?
Berikut beberapa penuturan mereka yang dikutip dari buku Sejarah Alquran karangan Prof Dr Abubakar Aceh dan sumber lainnya:
Maurice Bucaille (19 Juli 1920-1998), ahli bedah Prancis, penulis Bible, Quran, and Modern Science:
Saya menyelidiki keserasian teks Alquran dengan sains modern secara objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula, saya mengerti, dengan membaca terjemahan, bahwa Alquran menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah, tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang samar (ringkas). Dengan membaca teks Arab secara teliti sekali saya dapat mengadakan inventarisasi yang membuktikan bakwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern ini.
Edward Gibbon (1737-1794), ahli sejarah Inggris:
Al-quran adalah sebuah kitab agama, kitab kemajuan, kenegaraan, persaudaraan, kemahkamahan, dan undang-undang tentara dalam agama Islam. Alquran mengandung isi yang lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, sampai kepada hal yang mengenai jasmani, mulai dari pembicaraan hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada akhlak dan perangai, sampai kepada hukum siksa dunia ini.
Di dalam Al-quran dijelaskan segala pembalasan amal. Alquranlah yang menjadi sumber peraturan negara (bagi umat Islam), sumber undang-undang dasar, memutuskan sesuatu perkara yang berhubungan dengan kehartaan, maupun dengan kejiwaan."
Geogre Bernard Shaw (lahir 26 Juli 2856), pengarang Inggris:
Agama Islam cukup untuk mengobati penyakit kemanusiaan dan orang-orang yang berkemajuan sekarang sudah mulai insaf akan hakekatnya. Berat sangkaku untuk mengatakan, bahwa dua abad lagi kemudian, orang akan Islam semuanya.
JW Goethe (1749-1832), pengarang dan ahli filsafat Jerman:
Bagaimana jua pun saya membaca Alquran itu, tidak habis-habisnya saya bertemu dengan ajaran-ajaran yang menggerakkan saya kepada mendalamkan pengetahuan agama. Susunan kalimatnya sangat molek dan indah, isi dan tujuannya bolehlah menjadi pedoman untuk jalan bahagia, kemuliaan yang tinggi, dan beberapa pelajaran yang menakutkan untuk pekerjaan jahat. Demikian pada pikiran saya kitab Alquran ini akan berjalan terus melalui tiap zaman dan sangat berpengaruh.
IOM Deutsch (1829-1873), ahli ketimuran Jerman:
Saya melihat keajaiban dalam Alquran, satu kitab yang sudah menolong umat Arab dalam membuka dunia, jauh lebih besar dari apa yang telah diperbuat Alexander de Groote, juga lebih besar daripada apa yang telah dicapai oleh Bangsa Rumania. Pengaruh Alquranlah yang menarik bangsa Arab dalam sedikit waktu masuk ke Eropa dan menjadi raja dunia.Bangsa Arab pernah ke Eropa sebagai tuan dan ahli dagang yang terkenal, yang demikian digerakkan oleh Alquran yang dibawanya ke sana sebagai suluh dalam gelap-gulita. Mereka membawa peradaban, kecerdasan, pengetahuan dan kebijaksanaan, memberi pelajaran tentang ilmu falsafah, ilmu bintang, kedokteran, ilmu syair, yang kemajuannya pernah berkilau-kilau di Eropa sebagai juga di tanah Timur.
Dengan Alquran itulah bangsa Arab berdiri dan tegak menyiarkan ilmu pengetahuian, dan dengan mengenangkan jasa mereka yang amat mulia itu, kita membuat air mata, tatkala mereka pergi dari Andalusia, ketika Granada terlepas dari tangan mereka.
M de Montaigne (1533-1592), pujanga Prancis:
Kalau kita memandang Islam dengan kacamata pengetahuan yang adil (pandangan umum), meskipun hanya sebagian kecil, maka mengertilah kita bahwa Islam itu agama yang memberi contoh tentang kemajuan, kemerdekaan, keadilan di dalam hidup masyarakat dengan politik yang teratur. Islam itu adalah pokok kemajuan yang amat hebat, yang telah mengibarkan benderanya diua atas mercu Barat dan Timur. Sesudah itu dunia Islam lalu jatuh dan kini telah (mulai) bangun lagi, hendak mengambil panji kemuliaan dan kedudukannya yang telah hilang itu, dan yang demikian itu sudah menjadi tabiat lantaran kitab sucinya Alquran.
GM Rodwell:
Ilmu yang berhubung dengan ketuhanan di dalam Alquran itu sangat dalamnya. Keterangan-keterangan yang ringkas dan jelas penuh berisi dengan hikmah dan pelajaran, yang dapat menunjukkan jalan ke arah yang betul. (jri)
Lebih lengkap =>

20 Mei 2009

Sisi Lain Pak Boed yang Saya Kenal

Oleh Faisal Basri - 14 Mei 2009

Saya pertama kali mengenal Pak Boed pada akhir 1970-an lewat buku-bukunya yang enak dibaca, ringkas, dan padat. Pada akhir 1970-an. Kalau tak salah, judul-judul bukunya selalu dialawali dengan kata "sinopsis," ada Sinopsis Makroekonomi, Sinopsis Mikroekonomi, Sinopsis Ekonomi Moneter, dan Sinopsis Ekonomi Internasional. Kita mendapatkan saripati ilmu ekonomi dari buku-bukunya yang mudah dicerna.

Pada suatu kesempatan, Pak Boed mengutarakan pada saya niatnya untuk merevisi buku-bukunya itu. Mungkin ia berniat untuk menulis lebih serius sehingga bisa menghasilkan buku teks yang lebih utuh. Kala itu saya menangkap keinginan kuat Pak Boed untuk kembali ke kampus dan menyisihkan waktu lebih banyak menulis buku. Karena itu, ia tak lagi berminat untuk kembali masuk ke pemerintahan setelah masa tugasnya selesai sebagai Menteri Keuangan di bawah pemerintihan Ibu Megawati.

Pak Boed dan Pak Djatun (Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Menko Perekonomian) bekerja keras memulihkan stabilitas ekonomi yang "gonjang-ganjing" di bawah pemerintahan Gus Dur. Hasilnya cukup mengesankan. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan terus menerus. Di tengah hingar bingar masa kampanye seperti dewasa ini, Ibu Mega ditinggalkan oleh wapresnya, dua menko, dan seorang menteri (Agum Gumelar). Ternyata perekonomian tak mengalami gangguan berarti. Kedua ekonom senior ini bekerja keras mengawal perekonomian. Hasilnya cukup menakjubkan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat 2004 mencapai 6,65 persen, tertinggi sejak krisis hingga sekarang.

Selama dua tahun pertama pemerintahan SBY-JK, perekonomian Indonesia mengalami kemunduran. Tatkala muncul gelagat Pak SBY hendak merombak kabinet, sejumlah kawan mengajak Pak Boed bertemu. Niat para kolega ini adalah membujuk Pak Boed agar mau kembali masuk ke pemerintahan seandainya Pak SBY memintanya. Agar lebih afdhol, kolega-kolega saya ini juga mengajak Ibu Boed. Mungkin di benak mereka, Ibu bisa turut luluh dengan pengharapan mereka. Akhirnya, Pak Boed menduduki jabatan Menko Perekonomian. Mungkin sahabat-sahabat saya itu masih terngiang-ngiang sinyal penolakan Pak Boed dengan selalu mengatakan bahwa ia sudah cukup tua dan sekarang giliran yang muda-muda untuk tampil. Memang, Pak Boed selalu memilih ekonom muda untuk mendampinginya: Mas Anggito, Bung Ikhsan, Bung Chatib Basri, Mas Bambang Susantono, dan banyak lagi. Semua mereka lebih atau jauh lebih muda dari saya.

Interaksi langsung terjadi ketika Pak Boed menjadi salah seorang anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Saya ketika itu anggota Tim Asistensi Ekonomi Presiden (anggota lainnya adalah Pak Widjojo Nitisastro, Pak Alim Markus, dan Ibu Sri Mulyani Indrawati). Ibu Sri Mulyani memiliki jabatan rangkap (jadi bukan sekarang saja), selain sebagai anggota Tim Asistensi juga menjadi sekretaris DEN. Pak Boed tak pernah mau menonjolkan diri, walau ia sempat jadi menteri pada masa transisi.Sikap rendah hati itulah yang paling membekas pada saya. Lebih banyak mendengar ketimbang bicara. Kalau ditanya yang "nyerempet-nyerempet ," jawabannya cuma dengan tersenyum. Saya tak pernah dengar Pak Boed menjelek-jelekkan orang lain, bahkan sekedar mengkritik sekalipun.

Tak berarti bahwa Pak Boed tidak tegas. Seorang sahabat yang membantunya di kantor Menko Perekonomian bercerita pada saya ketegasan Pak Boed ketika hendak memutuskan nasib proyek monorel di Jakarta yang sampai sekarang terkatung-katung. Suatu waktu menjelang lebaran, Pak Boed dan sejumlah staf serta, kalau tak salah, Menteri Keuangan dipanggil Wapres. Sebelum meluncur bertemu Wapres, Pak Boed wanti-wanti kepada seluruh stafnya agar kukuh pada pendirian berdasarkan hasil kajian yang mereka telah buat. Pak Boed sempat bertanya kepada jajarannya, kira-kira begini: "Tak ada yang konflik kepentingan, kan? Ayo kita jalan, Bismillah … Keesokan harinya, saya membaca di media massa bahwa sekeluarnya dari ruang pertemuan dengan Wapres, semua mereka berwajah "cemberut" tanpa komentar satu kata pun kepada wartawan.Adalah Pak Boed pula yang memulai tradisi tak memberikan "amplop" kalau berurusan dengan DPR. Tentang ini, saya dengar sendiri perintahnya kepada Mas Anggito.Ada dua lagi, setidaknya, pengalaman langsung saya berjumpa dengan Pak Boed.

Pertama, satu pesawat dari Jakarta ke Yogyakarta tatkala Pak Boed masih Menteri Keuangan. Berbeda dengan pejabat pada umumnya, Pak Boed dijemput oleh Ibu. Dari kejauhan saya melihat Ibu menyetir sendiri mobil tua mereka.

Kedua, saya dan isteri sekali waktu bertemu Pak Boed dan Ibu di supermarket dekat kediaman kami. Dengan santai, Pak Boed mendorong keranjang belanja. Rasanya, hampir semua orang di sana tak sadar bahwa si pendorong keranjang itu adalah seorang Menko.Banyak lagi cerita lain yang saya dapatkan dari berbagai kalangan. Kemarin di bandara Soekarno Hatta setidaknya dua orang (pramugara dan staf ruang tunggu) bercerita pada saya pengalaman mengesankan mereka ketika bertemu Pak Boed. Seperti kebanyakan yang lain, kesan paling mendalam keduanya adalah sikap rendah hati dan kesederhanaannya.Dua hari lalu saya dapat cerita lain dari pensiunan pejabat tinggi BI. Ia mengalami sendiri bagaimana Pak Boed memangkas berbagai fasilitas yang memang terkesan serba "wah." Dengan tak banyak cingcong, ia mencoret banyak item di senarai fasilitas. Kalau tak salah, Pak Boed juga menolak mobil dinas baru BI sesuai standar yang berlaku sebelumnya. Entah apa yang terjadi, jangan-jangan mobil para deputi dan deputi senior lebh mewah dari mobil dinas gubernur.

Kalau mau tahu rumah pribadi Pak Boed di Jakarta, datang saja ke kawasan Mampang Prapatan, dekat Hotel Citra II. Kebetulan kantor kami, Pergerakan Indonesia, persis berbelakangan dengan rumah Pak Boed. Rumah itu tergolong sederhana.

Bung Ikhsan pernah bercerita pada saya, ia menyaksikan sendiri kursi di rumah itu sudah banyak yang bolong dan lusuh. Bagaimana sosok seperti itu dituduh sebagai antek-antek IMF, simbol Neoliberalism e yang bakal merugikan bangsa, dan segala tuduhan miring lainnya. Lain kesempatan kita bahas tentang sikap dan falsafah ekonomi Pak Boed. Kali ini saya hanya sanggup bercerita sisi lain dari sosok Pak Boed yang kian terasa langka di negeri ini.

Maju terus Pak Boed!

[sumber: mudjib@gmail.com, 15 Mei 2009]
Lebih lengkap =>

Blog Cuma Tren Sesaat?

Rabu, 20 Mei 2009 - 11:23 wib - Susetyo Dwi Prihadi - Okezone

JAKARTA - Rata-rata blogger di Indonesia hanya bertahan tidak lebih dari dua tahun saja. Lalu apakah ini menjadi indikasi kalau dunia blogging hanya menjadi tren sesaat saja?"

"Tidak'. Blog itu bukan tren sesaat karena tingkat bertahan seorang blogger ditentukan oleh motivasi dari masing-masing personalnya saja," tangkis penggiat blog Ndorokakung kepada okezone, usai konferensi pers Survei Blogger Indonesia 2009, di Jakarta, Selasa (19/5/2009) malam.

Malahan, menurut pria yang bernama asli Wicaksono ini, dua tahun adalah waktu yang cukup lama bagi seorang blogger yang tergolong muda. Karena menurutnya, anak muda gampang jenuh dan sering berpindah ke tren baru yang lebih populer.Saat ini, anak muda Indonesia sedang kegandrungan layanan blogging yang sifatnya sangat simpel seperti, Facebook, Plurk, ataupun Twitter. Selain sebagai tren baru, menulis singkat dengan 140 karakter merupakan sesuatu yang lebih mudah dilakukan."Saya melihat layanan itu bukan sebagai suatu ancaman. Melainkan sebuah teknologi yang bermanfaat dan bisa saling menunjang," tukas pria yang baru saja meluncurkan sebuah buku tentang blog.

Dia juga menyadari, kalau kebanyakan blogger yang mampu bertahan sangat lama, bahkan bisa di atas tiga tahun, adalah orang-orang yang sudah memasuki usia 30 tahun. Saat itu, keinginan untuk menulis sesuatu di blog merupakan suatu kewajiban."Akan tetapi, pertumbuhan blogger bisa menjadi lambat, atau malah cepat. Tergantung dari mana, kita memosisikan blogger itu. Karena bisa jadi, orang yang lebih aktif di Plurk atau Twitter bisa disebut blogger,"� tandasnya. (srn)
Lebih lengkap =>

"Lagu TTM sudah di beli Ladylike"

Akhirnya berita miring tentang pembajakan lagu Teman Tapi Mesra yang kabarnya dilakukan oleh musisi Swedia diluruskan Maia. Menurut Maia Estianty, lagu Teman Tapi Mesra (TTM) dibeli Ladylike, band cewek asal Swedia.Ladylike merilis ulang lagu TTM sama persis dengan judul Dreaming of The Time. Musisi yang sekarang membentuk Duo Maia bersama Mey Chan itu mengaku, tidak menciptakan lirik dalam bahasa Inggris untuk dinyanyikan Ladylike. Maia hanya menjual lagunya saja. "Ladylike tidak menjiplak,"ujar Maia. Ladylike sudah merilis lagu itu ke pasaran Eropa sejak bulan April 2009.
[sumber: musikji.net]
Lebih lengkap =>

Profile Ladylike

Sudah dengerin lagunya TTM dalam English version?

Dreaming of The Time.mp3 [Ladylike]

Ladylike yang senter diberitakan sebagai penciplak lagu TTM milik Ratu ternyata hanyalah promosi terselubung. Secepat kilat, lagu Dream Of The Time mendapat respon negatif dari para pecinta musik Indonesia. Bahkan telah mengisi forum-forum berbagai blog, website dan portal berita musik.
Ada yang mencaci dan ada yang bangga. Ladylike dalam kamus terjemahan bahasa Inggris berarti 'Sopan'. Bisa saja menggambarkan wujud sifat keaslian para personelnya yang terdiri dari Isabelle, Louise, Miranda, Valerie.Ladylike merupakan grup vokal yang dibentuk lewat audisi yang dilakukan oleh KRU Studios Europe Ltd. Studios Europe Ltd merupakan cabang sebuah perusahaan hiburan dari Malaysia (KRU Studios), setelah sebelumnya sukses meluncurkan KRU Studios di Amerika Serikat, Singapura, Indonesia dan Hong Kong.

Ladylike adalah artis pertama Studios Europe Ltd setelah mengadakan audisi di seluruh negara-negara Skandinavia (Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia dan Islandia) sejak Juni 2007. Keempat personel Ladylike berhasil mendepak kurang lebih 600 wanita yang diadakan di Cosmos Studios (Stockholm), sebuah studio yang pernah digunakan artis-artis ternama seperti ABBA hingga Roxette.

Dengan mengusung konsep Pop Rock, Ladylike akan memasuki dapur rekaman pada Juni 2009 Kuala Lumpur. Album yang diproduseri oleh Edry KRU itu juga memuat beberapa lagu yang ditulis oleh pencipta lagu dari Indonesia. Sebut saja lagu “Dreaming of the time” merupakan aransemen dari lagu ciptaan Ratu yang berjudul 'Teman Tapi Mesra'. Bukan cuma itu, terdapat juga lagu “Shooting Star” yang tidak lain di ambil dari lagu "Rahasia Perempuan' Milik Ari Lasso. Selain Asia dan Eropa, album perdana Ladylike rencananya juga menjajaki pasar Amerika. Secara tidak langsung, ini menandakan bahwa musisi Indonesia punya talen besar di dunia Musik Internasional. (emjhie)
Lebih lengkap =>

28 April 2009

Bila Seorang Ibu Boleh Memilih

Anakku...
Bila ibu boleh memilih....
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar, karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu'
Karena dalam mengandungmu, ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak...Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman,
karena ibu kecewa dan berurai air mata
Anakku...
Bila ibu boleh memilih...
Apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu',
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit, Yang takpernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia,
Saat itulah...saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan, Kalimat syahadat kebesaran Allah. Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu, Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa
Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle, maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi danmerana Maka maafkanlah' nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...


dikutip dar: www.gsn-soeki.com/wouw/ Lebih lengkap =>

Gaji Papa berapa?

dikutip dari: http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka diJakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah,putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Andrewsambil mencium anaknya.Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketikaia akan berangkat ke kantor pagi hari.Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Akununggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?""Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?""Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat."Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jamdan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papadalam satu bulan berapa, hayo ?"Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementaraPapanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Andrew beranjakmenuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satuhari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digajiRp.40.000,- dong" katanya."Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah AndrewTetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya bergantipakaian,Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,-enggak ?""Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uangmalam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah"."Tapi Papa..." Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknyaMengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah dikamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedangterisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambilberbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "MaafkanPapa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malambegini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebihdari itu pun Papa kasih" jawab Andrew"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanselama minggu ini"."lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut."Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tigapuluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,-tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jamaku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanyaaku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil ituerat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahanharta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaananaknya.(NN)

Lebih lengkap =>

20 April 2009

ISLAM DI MATA R.A. KARTINI (ANDAI KARTINI KHATAM MENGAJI)


Tepatkah jika setiap 21 April di peringati dengan acara-acara wanita berkebaya dan lomba berbusana ala kartini di sekolah-sekolah maupun di lingkungan perkantoran? Aktivis perempuan sudah menobatkan R.A. Kartini sebagai pejuang emansipasi. Diadigambarkan sebagai sosok yang bersemangat memperjuangkan kaum perempuan agar mempunyai hak yang sama dan sejajar dengan kaum pria. Pada bulan April tokoh ini kembali diangkat sembari terus mendorong perempuan Indonesia untuk menempati posisi-posisi yang biasanya didominasi oleh pria. Bagai gayung bersambut, kaum perempuan Indonesia pun bergegas mencari peluang karir setinggi-tingginya, tanpa peduli harus mengorbankan keluarga maupun harga dirinya. Benarkah semua ini sejalan dengan perjuangan Kartini?
Agaknya kesimpulan ini terlalu terburu-buru. Mengenal Kartini salah satunya dengan membaca buku kumpulan surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya di Negeri Belanda. Dalam buku ini tampak bahwa Kartini adalah sosok yang berani menentang adat-istiadat yang kuat di lingkungannya. Dia menganggap setiap manusia sederajat sehingga tidak seharusnya adat-istiadat membedakan berdasarkan asal-usul keturunannya.," Peduli apa aku dengan segala tata cara itu? Segala peraturan semua bikinan manusia, dan itu menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu. Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, & Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Peerasaan Kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh di jalankan". [ Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899].
Kebencian Kartini terhadap segala bentuk etiket yang diskriminatif, mendorongnya untuk mengintip nilai-nilai yang berlaku di kalangan temen-teman Belandanya. Memang, pada awalnya Kartini begitu mengagungkan kehidupan liberal di Eropa yang tidak dibatasitradisi sebagaimana di Jawa. ." Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik. Orang baik-baik itu meniru perbuatan yang lebih tinggi lagi, dan mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa." [ Surat Karini Kepada Stella, 25 Mei 1899].
Tahun-tahun terakhir sebelum wafat, kartini menemukan jawaban atas pertanyaan yang bergejolak dalam hatinya. Ia mencoba mendalami ajaran yang di anutnya, yaitu ISLAM. Ajaran Islam pada awalnya tak mendapat tempat di benak kartini. Hal ini dikarenakan pengalaman yang tak mengenakkan dengan sang Ustadzah. Sang Ustadzah menolak menjelaskan makna ayat yang di ajarkannya." Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Qur'an terlalu suci, tidak boleh di terjemahkan ke dalam bahasa apapun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang di ajarmembaca Al-Qur'an tetapi tidak mengerti apa yang di bacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang di ajar membaca tapi tidak di ajar makna yang di bacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang engkau jelaskan kepadku apa artinya. Tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa. Asalkan jadi orang yang baik hati, bukankahbegitu Stella?" [ Surat Kartini kepada Stella, 3 November 1899].
Namun, pertemuannya dengan KH. Muhammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat Semarang, telah mengubah segalanya. Kartini tertarik dengan terjemahan surat Al-fatihah yang disampaikan Kyai. Kartini pun mendesak salah satu pamannya untuk bertemu dengan sang Kyai. Berikut adalah petikan dialog Kartini dengan Kyai Soleh Darat, yang di tulis oleh Nyonya Fadhilla Sholeh, Cucu Kyai Sholeh Darat. " Kyai, perkenakanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnnya apabila seseorang yang berilmu, namun menyembunykan Ilmunya?" Tertegun Kyai Soleh Darat mendengar perkataan Kartini yang di ajukan secara diplomatis itu. "
Mengapa Raden ajeng bertanya demikian?" Kyai Soleh berbalik Tanya. Kyai, selama kehidupanku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama dan induk al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan bualan rasa syukur hatiku kepada Allah. Namun aku heran tak habis-habisnya, mengapapara ulama saat ini melarang keras penerjemahan dan penafsiran al-Quran dalam bahasa Jawa? bukankah al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?" Begitu komentar Kartini ketika bertanya kepada gurunya, Kyai Sholeh Darat.Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Soleh Darat tergugah untuk menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, beliau menghadiahi terjemahan Al-Qur'an (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Qur'an), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu, Kyai Soleh Darat meninggal dunia, sehingga belum selesai di terjemahkan seluruh Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa.
Andai saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Qur'an) maka tidak mustahil jika ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua kandungan ajarannya. Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudh terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal ketaatan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Pada mulanya, Beliau adalah sosok paling keras menentang poligami. Tetapi setelah mengenal ajaran Islam, beliau mau menerimanya.
Setelah sedikit mengenal Islam, Kartini justru mengkritik peradapan masyarakat Eropa dan menyebutnya sebagai kehidupan yang tidak layak disebut sebagai peradaban. Pemikiran Kartini berubah, yang tadinya menganggap Barat (Eropa) sebagi kiblat, lalu menjadikan Islam sebagai landasan dalam pemikirannya. Hal ini setidaknya terlihat dari [Surat Kartini kepada Abendanon, 27 Oktober 1902] yang isinya berbunyi, "Sudah lewat masamu, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik sesuatu yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban?".Demikian juga dalam [ Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902] yang isinya, "Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai."
Dalam suratnya Kartini meminta pemerintah Hindia Belanda memperhatikan nasib pribumi dengan menyelenggarakan pendidikan. Kartini memiliki cita-cita yang luhur, yaitu mengubah masyarakat, khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan, juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme, untuk kemudian beralih ke keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya. Ini sebagaimana terlihat dalam tulisan [ Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902], yang isinya, "Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama."
Ia mengungkap hal yang sama kepada sahabat-sahabatnya, terutama pendidikan bagi kaum perempuan. Hal ini karena perempuanlah yang membentuk budi pekerti anak. Berulang-ulang Kartini menyebut perempuan adalah istri dan pendidik anak yang pertama-tama. Dia memaksudkan keinginannya mengusahakan pendidikan dan pengajaran agar perempuan lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya dan tidak bermaksud menjadikan anak-anak perempuan menjadi saingan laki-laki. Tidak ada keinginan Kartini untuk mengejar persamaan hak dengan laki-laki dan meninggalkan perannya dalam rumah tangga. Bahkan ketika ia menikah dengan seorang duda yang memiliki banyak anak, Kartini sangat menikmati tugasnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anak suaminya. Inilah yang membuat Stella, sahabatnya, heran mengapa Kartini rela menikah dan menjalani kehidupan rumah tangganya.
Setelah mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya dan mengkaji isi Al-Quran, Kartini terinspirasi dengan firman Allah SWT (yang artinya), "...mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). (QS al-Baqarah [2]: 257)," yang diistilahkan Armyn Pane dalam tulisannya dengan, "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Demikianlah, Kartini adalah sosok yang mengajak setiap perempuan memegang teguh ajaran agamanya, dan meninggalkan ide kebebasan yang menjauhkan perempuan dari fitrahnya. Kini jelas apa yang diperjuangkan aktivis jender dengan mendorong perempuan meraih kebebasan dan dan meninggalkan rumah tangganya bukanlah perjuangan Kartini. Sejarah Kartini telah disalahgunakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kaum Muslim telah dijauhkan dari Islam dengan dalih kebebasan, keadilan dan kesetaraan jender.
Jadi, kaum Muslimah saat ini harus kembali pada Islam, menjalankan tugasnya sebagai ibu dan istri sekaligus menyadarkan Muslimah yang lain agar tidak tertipu ide jender yang sejatinya merendahkan martabat mereka, membahayakan generasinya serta menjauhkan dari agamanya.

( Dikutip dari berbagai Sumber).
[Non-text portions of this message have been removed]
Lebih lengkap =>