Tab info

IP free counters

Klik iklan di e-mail kita dapet $!

DonkeyMails.com: No Minimum Payout Rekomendasi Handal untuk Panduan Bisnis Internet

28 April 2009

Bila Seorang Ibu Boleh Memilih

Anakku...
Bila ibu boleh memilih....
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar, karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu'
Karena dalam mengandungmu, ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak...Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman,
karena ibu kecewa dan berurai air mata
Anakku...
Bila ibu boleh memilih...
Apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu',
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit, Yang takpernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia,
Saat itulah...saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan, Kalimat syahadat kebesaran Allah. Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu, Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa
Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle, maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi danmerana Maka maafkanlah' nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...


dikutip dar: www.gsn-soeki.com/wouw/ Lebih lengkap =>

Gaji Papa berapa?

dikutip dari: http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka diJakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah,putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Andrewsambil mencium anaknya.Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketikaia akan berangkat ke kantor pagi hari.Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Akununggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?""Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?""Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat."Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jamdan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papadalam satu bulan berapa, hayo ?"Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementaraPapanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Andrew beranjakmenuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satuhari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digajiRp.40.000,- dong" katanya."Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah AndrewTetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya bergantipakaian,Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,-enggak ?""Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uangmalam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah"."Tapi Papa..." Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknyaMengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah dikamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedangterisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambilberbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "MaafkanPapa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malambegini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebihdari itu pun Papa kasih" jawab Andrew"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanselama minggu ini"."lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut."Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tigapuluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,-tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jamaku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanyaaku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil ituerat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahanharta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaananaknya.(NN)

Lebih lengkap =>

20 April 2009

ISLAM DI MATA R.A. KARTINI (ANDAI KARTINI KHATAM MENGAJI)


Tepatkah jika setiap 21 April di peringati dengan acara-acara wanita berkebaya dan lomba berbusana ala kartini di sekolah-sekolah maupun di lingkungan perkantoran? Aktivis perempuan sudah menobatkan R.A. Kartini sebagai pejuang emansipasi. Diadigambarkan sebagai sosok yang bersemangat memperjuangkan kaum perempuan agar mempunyai hak yang sama dan sejajar dengan kaum pria. Pada bulan April tokoh ini kembali diangkat sembari terus mendorong perempuan Indonesia untuk menempati posisi-posisi yang biasanya didominasi oleh pria. Bagai gayung bersambut, kaum perempuan Indonesia pun bergegas mencari peluang karir setinggi-tingginya, tanpa peduli harus mengorbankan keluarga maupun harga dirinya. Benarkah semua ini sejalan dengan perjuangan Kartini?
Agaknya kesimpulan ini terlalu terburu-buru. Mengenal Kartini salah satunya dengan membaca buku kumpulan surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya di Negeri Belanda. Dalam buku ini tampak bahwa Kartini adalah sosok yang berani menentang adat-istiadat yang kuat di lingkungannya. Dia menganggap setiap manusia sederajat sehingga tidak seharusnya adat-istiadat membedakan berdasarkan asal-usul keturunannya.," Peduli apa aku dengan segala tata cara itu? Segala peraturan semua bikinan manusia, dan itu menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu. Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, & Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Peerasaan Kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh di jalankan". [ Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899].
Kebencian Kartini terhadap segala bentuk etiket yang diskriminatif, mendorongnya untuk mengintip nilai-nilai yang berlaku di kalangan temen-teman Belandanya. Memang, pada awalnya Kartini begitu mengagungkan kehidupan liberal di Eropa yang tidak dibatasitradisi sebagaimana di Jawa. ." Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik. Orang baik-baik itu meniru perbuatan yang lebih tinggi lagi, dan mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa." [ Surat Karini Kepada Stella, 25 Mei 1899].
Tahun-tahun terakhir sebelum wafat, kartini menemukan jawaban atas pertanyaan yang bergejolak dalam hatinya. Ia mencoba mendalami ajaran yang di anutnya, yaitu ISLAM. Ajaran Islam pada awalnya tak mendapat tempat di benak kartini. Hal ini dikarenakan pengalaman yang tak mengenakkan dengan sang Ustadzah. Sang Ustadzah menolak menjelaskan makna ayat yang di ajarkannya." Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Qur'an terlalu suci, tidak boleh di terjemahkan ke dalam bahasa apapun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang di ajarmembaca Al-Qur'an tetapi tidak mengerti apa yang di bacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang di ajar membaca tapi tidak di ajar makna yang di bacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang engkau jelaskan kepadku apa artinya. Tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa. Asalkan jadi orang yang baik hati, bukankahbegitu Stella?" [ Surat Kartini kepada Stella, 3 November 1899].
Namun, pertemuannya dengan KH. Muhammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat Semarang, telah mengubah segalanya. Kartini tertarik dengan terjemahan surat Al-fatihah yang disampaikan Kyai. Kartini pun mendesak salah satu pamannya untuk bertemu dengan sang Kyai. Berikut adalah petikan dialog Kartini dengan Kyai Soleh Darat, yang di tulis oleh Nyonya Fadhilla Sholeh, Cucu Kyai Sholeh Darat. " Kyai, perkenakanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnnya apabila seseorang yang berilmu, namun menyembunykan Ilmunya?" Tertegun Kyai Soleh Darat mendengar perkataan Kartini yang di ajukan secara diplomatis itu. "
Mengapa Raden ajeng bertanya demikian?" Kyai Soleh berbalik Tanya. Kyai, selama kehidupanku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama dan induk al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan bualan rasa syukur hatiku kepada Allah. Namun aku heran tak habis-habisnya, mengapapara ulama saat ini melarang keras penerjemahan dan penafsiran al-Quran dalam bahasa Jawa? bukankah al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?" Begitu komentar Kartini ketika bertanya kepada gurunya, Kyai Sholeh Darat.Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Soleh Darat tergugah untuk menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, beliau menghadiahi terjemahan Al-Qur'an (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Qur'an), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu, Kyai Soleh Darat meninggal dunia, sehingga belum selesai di terjemahkan seluruh Al-Qur'an ke dalam bahasa Jawa.
Andai saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Qur'an) maka tidak mustahil jika ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua kandungan ajarannya. Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudh terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal ketaatan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Pada mulanya, Beliau adalah sosok paling keras menentang poligami. Tetapi setelah mengenal ajaran Islam, beliau mau menerimanya.
Setelah sedikit mengenal Islam, Kartini justru mengkritik peradapan masyarakat Eropa dan menyebutnya sebagai kehidupan yang tidak layak disebut sebagai peradaban. Pemikiran Kartini berubah, yang tadinya menganggap Barat (Eropa) sebagi kiblat, lalu menjadikan Islam sebagai landasan dalam pemikirannya. Hal ini setidaknya terlihat dari [Surat Kartini kepada Abendanon, 27 Oktober 1902] yang isinya berbunyi, "Sudah lewat masamu, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik sesuatu yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban?".Demikian juga dalam [ Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902] yang isinya, "Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai."
Dalam suratnya Kartini meminta pemerintah Hindia Belanda memperhatikan nasib pribumi dengan menyelenggarakan pendidikan. Kartini memiliki cita-cita yang luhur, yaitu mengubah masyarakat, khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan, juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme, untuk kemudian beralih ke keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya. Ini sebagaimana terlihat dalam tulisan [ Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902], yang isinya, "Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama."
Ia mengungkap hal yang sama kepada sahabat-sahabatnya, terutama pendidikan bagi kaum perempuan. Hal ini karena perempuanlah yang membentuk budi pekerti anak. Berulang-ulang Kartini menyebut perempuan adalah istri dan pendidik anak yang pertama-tama. Dia memaksudkan keinginannya mengusahakan pendidikan dan pengajaran agar perempuan lebih cakap dalam menjalankan kewajibannya dan tidak bermaksud menjadikan anak-anak perempuan menjadi saingan laki-laki. Tidak ada keinginan Kartini untuk mengejar persamaan hak dengan laki-laki dan meninggalkan perannya dalam rumah tangga. Bahkan ketika ia menikah dengan seorang duda yang memiliki banyak anak, Kartini sangat menikmati tugasnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anak suaminya. Inilah yang membuat Stella, sahabatnya, heran mengapa Kartini rela menikah dan menjalani kehidupan rumah tangganya.
Setelah mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya dan mengkaji isi Al-Quran, Kartini terinspirasi dengan firman Allah SWT (yang artinya), "...mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). (QS al-Baqarah [2]: 257)," yang diistilahkan Armyn Pane dalam tulisannya dengan, "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Demikianlah, Kartini adalah sosok yang mengajak setiap perempuan memegang teguh ajaran agamanya, dan meninggalkan ide kebebasan yang menjauhkan perempuan dari fitrahnya. Kini jelas apa yang diperjuangkan aktivis jender dengan mendorong perempuan meraih kebebasan dan dan meninggalkan rumah tangganya bukanlah perjuangan Kartini. Sejarah Kartini telah disalahgunakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kaum Muslim telah dijauhkan dari Islam dengan dalih kebebasan, keadilan dan kesetaraan jender.
Jadi, kaum Muslimah saat ini harus kembali pada Islam, menjalankan tugasnya sebagai ibu dan istri sekaligus menyadarkan Muslimah yang lain agar tidak tertipu ide jender yang sejatinya merendahkan martabat mereka, membahayakan generasinya serta menjauhkan dari agamanya.

( Dikutip dari berbagai Sumber).
[Non-text portions of this message have been removed]
Lebih lengkap =>